Prestasi yang sangat membanggakan baru-baru ini dipersembahkan Tim KIROBO yang telah berhasil dalam kompetisi International Youth Inventors Awards 2022 (IYIA) dan bersaing dengan 22 negara, 2000 lebih temuan dan sekitar 227 proyek. Dua Tim KIROBO berhasil meraih medali Silver dan Bronze Awards di ajang bergengsi tersebut. IYIA merupakan ajang penghargaan bagi para penemu muda tingkat internasional kategori siswa SMA. Hasil penemuan atau inovasi yang diajukan harus mampu memecahkan suatu masalah dan karyanya tersebut dapat berfungsi dengan baik berdasarkan penerapan STEM (Science, Technology, Engineering and Maths). Penjurian dilaksanakan secara virtual mulai tanggal 17 - 20 Oktober 2022. Pengumuman pemenang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2022.
Tim 1 yang beranggotakan Rifki Zauhar (XII MIPA 3), Angger Retro Arthandi (XII MIPA 4), Muhammad Gumilang Febriyan (XI MIPA 6), Tejan Tarum (XI MIPA 8), Exan Putra A (XII MIPA 5)
berhasil membuat suatu karya berupa produk pembalut wanita yang ramah lingkungan bernama BEFSSAN (Bamboo Eco Friendly Disposable Sanitary Napkins).
Produk ini dibuat untuk mengurangi limbah pembalut yang sulit terurai di alam. Pembalut komersil sekali pakai pada umumnya butuh waktu hingga 800 tahun untuk bisa terurai ke alam. Oleh karena itu, dalam hal ini Tim 1 Kirobo melihat permasalahan ini sebagai kesempatan untuk meraih prestasi. Tim 1 berhasil berinovasi dengan BEFSSAN.
Jadi apa yang membuat BEFSSAN berbeda? Berbeda dengan pembalut pada umumnya yang menggunakan zat bernama SAP (Super Absorbent polymer) yang berfungsi untuk menyerap air atau cairan menstruasi yang biasa digunakan pada pembalut sekali pakai. SAP inilah yang sulit terurai di alam. Untuk mempermudah penguraian di alam, maka kami berinovasi mengganti SAP dengan serat alami yang dapat lebih mudah diurai alam. Kelebihan serat alami yaitu kapasitasi penyerapan yang lebih besar dibandingkan SAP. Selain itu, serat wadding Bambu mempunyai karakteristik nyaman, lembut, serta halus saat dipakai.
Manfaat yang diberikan dari BEFFSAN adalah mengurangi pencemaran sampah pembalut sekali pakai dan memberdayakan potensi sumber daya alam Indonesia, terutama pada industri bambu yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan penghasil bambu ke tiga terbesar di dunia. Selain itu, inovasi BEFSSAN tetap memperhatikan kenyamanan pengguna.
Dalam ajang yang sama, Tim 2 yang beranggotakan Ali Abdurrahman (XI MIPA 8), Amario Rasyid (XI MIPA 10), Fadia Syakira (XII MIPA 5), Farrel Habibullah DSM (X MIPS 4), Salwaa Salsabila (XI MIPA 8), berhasil membuat karya berupa produk popok sekali pakai ramah lingkungan yang terbuat dari serat pinang. Produk ini bertujuan sebagai alternatif dari popok sekali pakai yang umumnya mengandung banyak bahan kimia dan bahan yang sulit terurai, yang membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk dapt teruia dengan alam. Lamanya waktu penguraian ini menyebabkan tumpukan limbah popok yang dapat merusak lingkungan. Dengan adanya popok serat pinang ini, diharapkan dapat mengurangi limbah popok dikarenakan bahannya yang mudah terurai. Serat pinang mengandung komponen yang mampu menyerap air sebanyak 698% hingga 851%, jauh lebih tinggi dibanding serat alam lainnya.
