Tunjukkan Wayangmu!
Oleh: Yasmintia Heraddin (Gugus Srikandi)
Banyak yang bilang, MOP (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) adalah momok yang menyeramkan. Jika mendengar kata ini, yang terbesit di pikiran kita adalah MOP yang penuh dengan pem-bully-an, di mana para siswa baru akan didandani seaneh mungkin, dengan aksesoris-aksesoris nan mencolok. Atau mungkin yang terbesit di pikiran kita adalah kakak OSIS yang super galak, jutek, dan berlaku kasar terhadap adik kelasnya.
Awalnya saya sempat berpikir, apakah MOP di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan seperti itu? Saya di-bully tidak, ya? Kakak kelasnya baik tidak, ya? Atau justru galak dan jutek? Bagaimana kalau saya salah, apa akan dimarahi habis-habisan?
Tapi, setelah mengikuti MOP SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan angkatan 30 ini, saya merasa lega. Saya bersama ratusan murid baru di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan ini mungkin termasuk murid-murid yang beruntung, karena MOP yang kita dapatkan sangat jauh dari kata pem-bully-an. Kami disambut dengan baik oleh Aa dan Teteh (panggilan khusus untuk kakak kelas kami) selama MOP berlangsung. Di mulai dari Pra-MOP pada tanggal 24–25 Juli 2015, lalu MOP pada Senin, 27 Juli 2015, dan berakhir pada Kamis, 30 Juli 2015.
Tema yang diangkat pada MOP tahun ini adalah wayang. Seperti yang kita tahu, bahwa wayang seringkali hanya tampil di balik layar. Padahal wayang-wayang tersebut memiliki corak dan warna yang indah. Wayang tersebut diibaratkan seperti kami yang masih malu untuk menunjukkan bakat dan potensi kami, sedangkan Aa dan Teteh selaku dalang yang menuntun kami.
Kegiatan yang dilakukan selama MOP sangat berguna dan bermanfaat. Ada satu agenda pagi yang membuat saya kagum dengan SMA ini, yaitu budaya Imtaq berupa Salat Dhuha, lantunan Asmaul Husna, dan tadarus Al-Qur’an. Meskipun sekolah ini terkenal dengan prestasi luar biasanya di bidang akademik maupun non-akademik, tapi agenda kerohanian masih tetap ada dan dijalankan setiap hari.
Banyak materi yang telah disampaikan oleh bapak/ibu guru, Aa dan Teteh, serta pemberi materi lainnya kepada kami, hingga kami lebih mengenal tentang SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan ini. Visi, misi, dan budaya sekolah dijelaskan langsung oleh Ibu Kepala Sekolah kami yaitu Ibu Neng Nurhemah, M.Pd. Wah, ternyata banyak sekali prestasi serta benchmarking atau label sekolah kami sebagai sekolah unggulan.
Ada juga materi yang mengulas tentang tata krama dan sosialisasi tata tertib di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Rupanya, sekolah ini juga terkenal dengan tingkat kedisiplinannya yang cukup tinggi. Ada banyak tata tertib yang harus kita patuhi, dan dalam materi ini, saya menjadi lebih tahu bahwa untuk masuk ke SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan tidak hanya karena berprestasi saja, tetapi harus disiplin dan patuh aturan.
Materi lain yang disampaikan selama MOP diantaranya adalah sosialisasi dan presentasi program kerja bimbingan konseling, program dan metode belajar di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, pengenalan lingkungan sekolah, materi grand adiwiyata, serta materi tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Materi-materi ini membuat saya lebih mengenal lebih dalam seputar SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Dan pastinya membuat saya lebih yakin, bahwa saya tidak salah pilih sekolah.
Selama MOP berlangsung, kami diajarkan untuk disiplin dalam tiga hal. Disiplin berpakaian, sikap, dan bertutur kata. Disiplin berpakaian saat masuk sekolah, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, semua harus rapi. Kami tidak perlu memakai kostum yang aneh-aneh, Cukup memakai topi, dasi, gesper, kaus kaki panjang, sepatu hitam, dan merapikan rambut serta memotong kuku. Tampil rapi seperti anak sekolahan yang sewajarnya.
Disiplin sikap, yaitu disiplin saat melakukan hal apapun. Mulai dari mobilisasi saat salat, kumpul di lapangan, hingga makan dan minum. Disiplin bertutur kata, sama seperti budaya 5S yang selalu digaungkan di sekolah yaitu senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Ke mana pun kita pergi, di mana pun kita berada, kita harus tetap ramah terhadap bapak/ibu guru serta Aa dan Teteh kami di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan ini.
Saya mengerti, bahwa bukan hanya kecerdasan yang membuat seseorang ‘spesial’ di mata orang lain, namun bagaimana dia bersikap dengan orang-orang di sekitarnya. Dan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan berhasil membuktikan bahwa para pelajarnya tidak hanya pintar dan cerdas, tapi juga disiplin dan ramah.
Setelah diberikan materi yang cukup banyak tentang SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, saya kembali dibuat takjub oleh Aa dan Teteh panitia yang juga mengadakan bakti sosial berupa pembagian sembako kepada kurang lebih 400 warga sekitar yang kurang mampu. Kami juga diarahkan untuk melakukan kegiatan sosial mebersihkan lingkungan sekolah maupun luar sekolah, yakni membersihkan sebuah masjid yang berada tak jauh dari sekolah.
Setelah itu, acara pun ditutup dengan penampilan yel-yel gugus. Tak lupa pembacaan angket MOP yang meliputi gugus terbaik, koordinator gugus terbaik, panitia MOP terbijak, dan lain-lain. Acara pun ditutup dengan bersalaman antara panitia MOP dan kami, Moonzher Angkatan 30.
Sesampainya di rumah, saya langsung mengetik artikel ini sambil berpikir betapa banyaknya makna yang bisa kita ambil dari MOP angkatan 30 ini. Walaupun memang benar apa kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Kesalahan kecil pasti ada, tapi saya akui bahwa MOP tahun ini berhasil membuat saya takjub dan bangga bersekolah di sini.
Di balik acara yang sukses terdapat panitia yang hebat, terima kasih A, Teh. Terima kasih banyak atas kerja keras Aa dan Teteh untuk menyukseskan MOP tahun ini. Sangat banyak pelajaran dan makna yang bisa saya ambil. Dan kini Aa dan Teteh sudah tidak menjadi dalang kami. Karena sekarang, saya bersama siswa/siswi Moonzher Angkatan 30 akan mengangkat wayang kami masing-masing secara perlahan, dan menunjukkan pada khalayak bahwa kami mampu mengukir prestasi, terutama untuk SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan! J