Anggita Salsabilla, siswi kelas XII MIPA 5 di SMAN 2 Tangerang Selatan adalah salah satu siswi yang gemar bermain tenis meja sejak kecil. Bahkan ia sudah menjadi atlet atlet tenis meja pada waktu Sekolah Dasar sewaktu masih tinggal di Bandung. Namun karena merasa kurang baik berkarir di tenis meja akhirnya pada kelas 3 SD ia mencoba cabang olah raga lainnya, yaitu menjadi pelari. Untuk pertama kalinya ia mencoba mengikuti lomba lari 3 km se kota Tangerang Selatan.
“Ayah yakin aku bisa juara. Aku keluar sebagai juara 1 dalam perlombaan tersebut. Saat itu ayah memberikan pilihan untuk ku, “pilih basket seperti kakak? Atau atletik”. Dan memang ayah ku merupakan atlet yang mampu di semua bidang olahraga yang paling utama adalah basket dan atletik (lempar lembing). Aku akhirnya memilih atletik”, kisah Anggita mengenang semasa kecil dulu.
Sejak itu, ia mulai rajin latihan cabang olah raga atletik, tepatnya saat menduduki kelas 1 SMP dan sudah tinggal di Tangerang Selatan. Saat pertama kali latihan, sebetulnya ia masih merasa kurang percaya diri. Namun lama kelamaan sudah mulai bisa menilai kemampuannya dan mulai mencintai cabang olahraga tersebut. Hal ini tidak lepas dari motivasi ayahnya yang juga mantan seorang atlet hebat yang menjadi kebanggaannya ia masih sejak kecil.
Mulai duduk di kelas 1 SMP ia sudah mulai mengikuti berbagai lomba, bahkan berkesempatan mengikuti lomba setingkat provinsi, yaitu POPDA (Pekan Olah Raga Daerah). Rupanya ketekunan berlatih tidak membohongi hasil. Anggita berhasil meraih medali 2 perak untuk nomor individu dan 1 perunggu untuk nomor estapet. Ketekunan berlatih dan rajin mengikuti lomba disana-sini, akhirnya ia pun berhasil meraih prestasi hingga peringkat nasional.
“Yang selalu menjadi motivasi ku sebagai atlet adalah ayah ku sendiri. Ayah merupakan atlet yang keren banget. Sampai juara nasional di nomor lempar lembing. Yang paling penting aku selalu ingat kata kata yang selalu diucapkam oleh ayah sebagai motivasi ku “lawan terberat adalah diri sendiri, bukan orang lain” jadi kalau kamu bisa ngalahin diri kamu sendiri dan nggak malas, berarti kamu udah termasuk juara untuk diri kamu sendiri” , begitu kisah Anggita menutup pembicaraan.