Christian Wibisana Kurniawan, siswa kalem dan ganteng ini rupanya menyimpan kemampuan menulis yang patut diperhitungkan. Chris, begitu biasa dipanggil, baru-baru ini berhasil memenangkan Lomba Menulis Cerita Pendek Tingkat Nasional ke-10 Tulis.me 2020 peringkat III. "Doa Sunyi Abdullah Koster" adalah cerita pendek (cerpen) karya Chris berhasil menarik perhatian tim juri.
Lomba ini diprakarsai oleh tulis.me. Tulis.me diluncurkan pada 8 September 2017 dengan fokus memfasilitasi penulis, terutama penulis pemula, agar meningkatkan kemampuan menulis. Beberapa program kami seperti Lomba Menulis, Kelas Menulis, dan Rabu Menulis di aplikasi Tulis.me. Tulis.me memiliki sistem otomatis mulai dari pendaftaran hingga pembuatan e-sertifikat sehingga menghindari kesalahan manual seperti salah ketik dan mempercepat proses pembuatan e-sertifikat. Proses pendaftaran dan pengumpulan karya dilakukan dalam satu tahapan sehingga tidak ribet, mudah, dan cepat. Selain itu, peserta hanya perlu mengunggah (upload) naskah karya dan bukti transfer saja tanpa tambahan file-file lain, serta tanpa perlu melakukan konfirmasi pembayaran via chat.
Berikut ini adalah catatan juri kepada semua peserta lomba supaya menjadi bahan evaluasi agar ke depan mampu menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
Cerita-cerita yang tiba di meja penjurian memiliki beragam kualitas—dan sejak awal hasil pembacaan ini ingin saya sampaikan bahwa: kualitas cerpen yang saya pilih sebagai pemenang jauh di atas mayoritas naskah peserta lomba Tulis.me yang saya baca: kualitas dalam hal ini, kekuatan eksekusi gagasan, dan kekuatan bahasa yang para penulis gunakan sebagai jembatan yang menghubungkan gagasan cerita dengan capaian artistik: di luar dua hal tersebut, yang memberi nilai tambah ialah kesegaran yang berusaha ditawarkan oleh cerpen pemenang.
Secara umum, di luar karya para pemenang saya melihat kecenderungan cerita-cerita yang masuk ialah cerita yang belum benar-benar memperhatikan unsur-unsur pembangun cerita yang kuat. Saya menemukan cukup banyak cerpen dengan alur yang penuh lubang—tidak menampakkan hubungan sebab akibat secara kuat antara adegan satu dengan adegan lainnya. Alur yang penuh lubang bisa menjebak pembaca untuk jatuh ke lubang tersebut dan tak pernah lagi melanjutkan membaca cerita.
Hal lain ialah penokohan, tokoh adalah unsur penting—seperti alur, tokoh bisa menjadi penggerak dan nyawa sebuah cerita, sehingga keterampilan menghadirkan tokoh adalah satu bagian yang saya nilai: apakah caranya berbicara, caranya berpikir, caranya bertindak bahkan caranya berpakaian, logis jika dikaitkan dengan latar belakangnya? Hal lain mengenai tokoh, jarang sekali penulis cerita dalam lomba Tulis.me kali ini yang bisa memberi pembeda dengan jelas antara suara tokoh satu dan tokoh yang lain—padahal secara logis, terutama dalam konteks cerpen realis, mereka akan mengalami keragaman gaya tutur dan cara berpikir.
Setidaknya dua unsur di atas yang jadi permasalahkan utama cerita-cerita yang masuk, raga ide dan gagasan menawarkan hal-hal menarik dan selalu tumbuh harapan di diri saya, gagasan itu kelak dieksekusi dengan lebih matang—oleh penulis-penulisnya, jika mereka membaca tulisan ini.